Kamis, 28 Juni 2012

IMF Peringatkan Kerapuhan Perekonomian Dunia


Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan global, tetapi memperingatkan prospek perekonomian yang "sangat rapuh" dan dapat hancur oleh krisis utang Eropa dan tingginya harga minyak.

IMF memperkirakan pertumbuhan global pada tingkat tahunan sebesar 3,5 persen tahun ini, melaju cepat menjadi 4,1 persen pada 2013, seperti dikutip AFP, Selasa (17/4).

Proyeksi itu mencerminkan sebuah kenaikan dari perkiraan Januari masing-masing 3,3 persen dan 4,0 persen. "Prospek untuk ekonomi global secara perlahan meningkat lagi tetapi masih sangat rapuh," tulis IMF dalam sebuah laporan.

IMF menaikkan estimasi pertumbuhan untuk ekonomi-ekonomi maju menjadi 1,4 persen untuk 2012.
Cina terus menjadi pendorong global. Ekonomi terbesar kedua dunia ini diperkirakan tumbuh sebesar 8,2 persen, sedikit lebih kuat dari yang diyakini sebelumnya.

Proyeksi global membaik sejak Januari, sebagian karena kondisi keuangan global lebih baik dan berkurangnya kekhawatiran tentang krisis utang zona euro, tulis IMF. Rekonstruksi di Jepang dan Thailand, setelah terjadinya bencana alam, juga membantu untuk mendorong pertumbuhan di Asia. 

IMF memperkirakan resesi mencengkram zona euro tahun ini, dengan kontraksi 0,3 persen berkat kemerosotan tajam di Italia dan Spanyol, sebelum tumbuh kembali pada sedikit kecepatan 0,9 persen pada 2013.

"Proyeksi IMF terbaru cenderung mengkonfirmasi kesulitan besar bahwa beberapa negara di Eropa selatan mungkin alami dalam beberapa tahun mendatang dalam hal mencapai konsolidasi fiskal yang cukup untuk menenangkan pemegang utang (debtholders) asing, sementara pada saat yang sama pemulihan yang cukup kuat di pasar tenaga kerja mereka," kata analis Barclays.

Pertumbuhan di AS, ekonomi terbesar, sekarang diperkirakan 2,1 persen tahun ini dan 2,4 persen pada tahun berikutnya, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,8 persen dan 2,2 persen. Kenaikan harga minyak Dapat mendatangkan malapetaka, terutama jika ketegangan geopolitik atas program nuklir Iran mengurangi pasokan global. 

IMF memperkirakan penghentian ekspor Iran untuk negara maju OECD, jika tidak diimbangi dengan pasokan lain, bisa mendorong harga naik sekitar 20 sampai 30 persen, mengirimkan perekonomian global ke dalam kemerosotan besar 1930. (AFP/Ant/ARI) 

Laporan Lippo cikarang Tembus Rp. 257 M


 PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) sepanjang tahun 2011 berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 257,68 miliar atau melonjak 294,54 persen dari 2010 sebesar Rp 65,31 Miliar. Kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh meningkatnya pendapatan usaha menjadi Rp 902,46 miliar, naik hingga 123,02 persen dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 404,66 miliar.

Dalam siaran persnya, baru-baru ini, dijelaskan penyumbang pendapatan terbesar dari penjualan tanah industri dan komersial sebesar Rp 598,62 miliar, naik 117,12 persen dari tahun sebelumnya. Namun marjin laba kotor 2011 turun menjadi 43,09 persen dari 44,24 persen pada tahun 2010. Hal ini disebabkan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 127,62 persen menjadi Rp 513,60 miliar.

Perseroan juga mencatat kewajiban sebesar Rp 1,22 triliun pada 2011 atau naik dibanding posisi 2010 sebesar Rp 1,11 triliun. Sementara ekuitas perseroan pada 2011 mencapai Rp 821,45 miliar naik dari tahun sebelumnya 2010, yaitu Rp 563,77 miliar.(ULF)

Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 6,1 persen


Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 hanya mencapai kisaran 6,1 persen karena pertumbuhan ekspor yang melambat dan ekspektasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Pertumbuhan ekonomi pada 2012 mencapai 6,1 persen, di bawah angka proyeksi yang kami paparkan pada Desember 2011 sebesar 6,2 persen," ujar Kepala Ahli Ekonomi Bank Dunia Shubham Chauduri di Jakarta, Rabu (4/4).

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap dunia sebagai hal yang mengagumkan. Di ASEAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu bahkan bisa dipandang sebagai salah satu penghela dinamika ekonomi kawasan.

Walau begitu, kenaikan harga barang-barang pokok cuma di bawah dua digit saja sudah mampu menimbulkan keresahan bagi masyarakat umum. Semisal beras yang kini di kisaran Rp 7.300 hingga Rp 11.300 per kilogram dari sebelumnya cuma di bawah Rp 7.000 dan Rp 10.700 saja.

Menurut Chauduri, pertumbuhan ekspor diperkirakan masih melemah dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan karena perekonomian global masih rapuh serta belum sepenuhnya membaik.

Kondisi tersebut diperparah kenaikan harga minyak dunia yang makin sulit diprediksi dan meningkat setiap bulannya, sehingga ikut mempengaruhi pemerintah untuk mengajukan APBN-Perubahan.

"Dalam tiga bulan rataan harga minyak mencapai 122 dolar Amerika Serikat per barel. Apabila situasi ini bertahan hingga akhir tahun maka harga rata-rata minyak akan mencapai kisaran US$ 125 per barel," katanya.

Pemerintah justru menunda kenaikan harga BBM bersubsidi, yang dapat mendorong defisit anggaran di atas tiga persen karena adanya peningkatan anggaran subsidi energi.

Situasi ini dapat menimbulkan ketidakpastian terhadap pasar domestik dan global karena ekspektasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi telah terjadi serta kemungkinan akan mendorong laju inflasi.

"Apabila ada penundaan, artinya ada ketidakpastian yang berpengaruh pada pasar. Jadi ada baiknya apabila pemerintah menaikkan harga BBM sekarang daripada nanti-nanti," katanya.

Menurut dia, kondisi ini hanya terjadi pada tahun ini, karena pada 2013 pertumbuhan diprediksi akan meningkat hingga 6,4 persen karena perekonomian global diperkirakan mulai membaik.

"Namun, perkiraan pertumbuhan masih bisa terdorong ke atas atau ke bawah tergantung apakah resiko dalam pertumbuhan ekonomi dapat diminimalisir," katanya.(ANS/Ant)


PERTUBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2012


Pemerintah optimistis sektor investasi akan menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013, meski ketidakpastian perekonomian global masih melanda akibat krisis di Eropa. "Foreign Direct Investment (FDI), kami melihat masih berpotensi tinggi karena investor asing melihat pasar Indonesia besar," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, baru-baru ini.

Untuk itu, agar pemerintah dapat mencapai angka pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 12,1 persen, maka upaya pembangunan infrastruktur dalam proyek Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) harus dilakukan. "Kami perkuat belanja modal untuk infrastruktur lalu (membangun) proyek-proyek infrastruktur pada MP3EI," kata Bambang.

Menurut dia, dengan adanya pembenahan infrastruktur tersebut maka investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja seperti sektor retail, telekomunikasi, atau transportasi dapat makin meningkat di Indonesia. "Meski yang masuk bukan investasi yang berorientasi ekspor tapi paling tidak investasi itu cukup besar dan menyerap tenaga kerja," ujarnya.

Selain itu, kata Bambang, penerapan aturan bea keluar bagi barang tambang juga diharapkan mendorong investasi dalam pembangunan smelter atau pabrik pengolahan yang bermanfaat meningkatkan industri hilirisasi. "Kami berharap investasi di smelter sekarang. Kalau tambangnya tidak boleh diekspor berarti ada bidang baru namanya smelter. Dan smelter itu melihat potensi mineral Indonesia menjadi bisnis bagus," ujarnya.

Sedangkan,Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan investasi untuk tahun depan tidak secepat yang diharapkan, sehingga pertumbuhan ekonomi diproyeksi pada perkiraan 6,4 persen--6,8 persen.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari perkiraan pemerintah yang tercantum dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2013 pada kisaran 6,8 persen--7,2 persen. "BI perkirakan kemampuan kami mengundang investor atau (membangun) infrastruktur untuk (mendorong) investasi belum secepat yang kita harapkan," ujar Darmin.

Menurut Darmin, BI memperkirakan angka PMTB berada pada 10,5 persen dan ekspor barang dan jasa untuk tahun depan pada kisaran 11,2 persen. Hal ini dibawah ekspektasi pemerintah yang ingin mencatatkan angka PMTB sebesar 12,1 persen dan ekspor barang dan jasa sebesar 11,9 persen.(Ant/ULF)

Sabtu, 12 Mei 2012

ANALISIS KREDIT


Analisis Kredi
Kreditor meminjamkan dana kepada sebuah perusahaan dan menerima janji pembayaran atas pokok dan bunganya. Kreditor meminjamkan dana dalam banyak bentuk dan untuk beragam tujuan.
Kreditor dagang (operating creditor) mengirimkan barang atau jasa kepada perusahaan dan mengharapkan pembayaran dalam waktu yang masuk akal, yang sering kali didasarkan pada norma industri.
Kreditor nondagang (nontrade creditors atau debtholder) menyediakan pendanaan kepada perusahaan dan menerima janji, biasanya tertulis, atas pembayaran dengan bunga (eksplisist atau implisist) pada tanggal tertentu di masa depan.
Analisis kredit merupakan evaluasi atas kelayakan perusahaan untuk mendapatkan kredit. Pengguna yang terlibat didalam analisis kredit yakni pihak kreditor.
Kelayakan kredit (credit worthiness) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kreditnya. Fokus utama analisis kredit terletak pada risiko, bukan profitabilitas.
Analisis kredit berfokus pada sisi buruk risiko, bukan sisi baik potensi. Hal ini meliputi analisis likuiditas maupun solvabilitas.
• Likuiditas (liquidity) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya. Likuiditas bergantung pada arus kas perusahaan dan komponen aktiva lancar dan kewajiban lancarnya.
• Solvabilitas (solvency) merupakan kemungkinan dan kemampuan jangan panjang perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang.
Alat analisis kredit dan kriterianya untuk penilaian beragam ketentuan (tanggal jatuh tempo), jenis, dan tujuan kontrak utangnya. Dalam kredit jangka pendek, kreditor berkepentingan atas kondisi keuangan kini, arus kas, dan likuiditas aktiva lancar. Dalam kredit jangka panjang, meliputi penilaian obligasi, kreditor memerlukan analisis yang lebih rinci dan berorientasi ke depan. Analisis kredit jangka panjang meliputi proyeksi arus kas dan evaluasi profitabilitas yang berlanjut (disebut pula sustainable earning power). Analisis kredit dilakukan dalam berbagai konteks keputusan.

Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar.
Sedikitnya ada 5 aspek yang harus dianalisis dalam menganalisis kredit, antara lain :
1. Aspek Manajemen
2. Aspek Pemasaran
3. Aspek Teknis
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Legalitas dan Agunan

Kredit berdasarkan tujuan penggunaannya, kita bagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Kredit Produktif
2. Kredit Konsumtif.

Pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang biasa kita pakai dalam menganalisis kredit modal kerja adalah Turn Over Method, sedangkan untuk menganalisis kredit investasi adalah PP Method, NPV Method dan IRR Method.

Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut tentunya didasarkan dari data keuangan perusahaan yaitu laporan necara dan laba rugi perusahaan yang diberikan kepada bank.

Demikian gambaran singkat mengenai analisis kredit, dan untuk lebih jauh lagi mengenai analisis kredit ini, teman-teman bisa mempelajari lewat buku "Analisis Kredit" dan "Analisa Laporan Keuangan".

Tujuan Analisis Biaya

Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):

a.     Identitas pemohon Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha, jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.
b.     Tujuan permohonan kredit Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka waktu kredit, kebutuhan kredit. c.Riwayat hubungan bisnis dengan bank Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan bisnis. d.Analisis 6C kredit Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis modal, analisis kondisi/prospek usaha, analisis agunan kredit.

sumber :