Kamis, 28 Juni 2012

PERTUBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2012


Pemerintah optimistis sektor investasi akan menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013, meski ketidakpastian perekonomian global masih melanda akibat krisis di Eropa. "Foreign Direct Investment (FDI), kami melihat masih berpotensi tinggi karena investor asing melihat pasar Indonesia besar," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, baru-baru ini.

Untuk itu, agar pemerintah dapat mencapai angka pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 12,1 persen, maka upaya pembangunan infrastruktur dalam proyek Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) harus dilakukan. "Kami perkuat belanja modal untuk infrastruktur lalu (membangun) proyek-proyek infrastruktur pada MP3EI," kata Bambang.

Menurut dia, dengan adanya pembenahan infrastruktur tersebut maka investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja seperti sektor retail, telekomunikasi, atau transportasi dapat makin meningkat di Indonesia. "Meski yang masuk bukan investasi yang berorientasi ekspor tapi paling tidak investasi itu cukup besar dan menyerap tenaga kerja," ujarnya.

Selain itu, kata Bambang, penerapan aturan bea keluar bagi barang tambang juga diharapkan mendorong investasi dalam pembangunan smelter atau pabrik pengolahan yang bermanfaat meningkatkan industri hilirisasi. "Kami berharap investasi di smelter sekarang. Kalau tambangnya tidak boleh diekspor berarti ada bidang baru namanya smelter. Dan smelter itu melihat potensi mineral Indonesia menjadi bisnis bagus," ujarnya.

Sedangkan,Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan investasi untuk tahun depan tidak secepat yang diharapkan, sehingga pertumbuhan ekonomi diproyeksi pada perkiraan 6,4 persen--6,8 persen.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari perkiraan pemerintah yang tercantum dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2013 pada kisaran 6,8 persen--7,2 persen. "BI perkirakan kemampuan kami mengundang investor atau (membangun) infrastruktur untuk (mendorong) investasi belum secepat yang kita harapkan," ujar Darmin.

Menurut Darmin, BI memperkirakan angka PMTB berada pada 10,5 persen dan ekspor barang dan jasa untuk tahun depan pada kisaran 11,2 persen. Hal ini dibawah ekspektasi pemerintah yang ingin mencatatkan angka PMTB sebesar 12,1 persen dan ekspor barang dan jasa sebesar 11,9 persen.(Ant/ULF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar